a.
Dasar-dasar ilmu tauhid
a.
Logika
Pemikiran manusia dalam hal ini,
baik berupa pemikiran umat Islam sendiri atau pemikiran yang berasal dari luar
umat Islam. Sebelum filsafat Yunani masuk dan berkembang di dunia Islam, umat
Islam sendiri telah menggunakan pemikiran rasionalnya untuk menjelaskan hal-hal
yang berkaitan dengan ayat-ayat Al-quran, terutama yang belum jelas maksudnya (al-mutasyabihat). Seperti halnya filosof
muslim yaitu Abu Bakar Muhammad Ibnu Zakaria Al-Razi atau yang di kenal dengan
Al-Razi yang mendukung penggunaan akal
dalam memahami kalam Ilahi, ia berkeyakinan bahwa akal manusia kuat untuk
mengetahui yang baik serta apa yang buruk, untuk tahu kepada Tuhan, dan untuk
mengatur hidup manusia di dunia.
Secara instingtif, manusia selalu
ingin bertuhan, oleh karena itu kepercayaaan adanya Tuhan telah berkembang
sejak adanya manusia pertama. William L. Reese mengataakan bahwa ilmu yang
berhubungan dengan ketuhanan ini yang dikenal dengan istilah theologia, telah
bekembang sejak lama. Ia bahkan mengatakan bahwa teologi muncul dari sebuah
mitos. Selanjutnya teologi itu berkembang menjadi teologi alam dan teologi
wahyu.
b.
Sejarah
Jika ditinjau dari latar belakang
sejarah, ilmu kalam muncul ketika muculnya kaum khawarij yang pada awalnya adalah salah satu kelompok atau barisan dari
pendukung Ali. Namun ada kekecewaan dari sebagian kelompok atas keputusan Ali
yang menerima tawaran damai ketika pe-rang dengan Muawiyah. Kelompok yang tidak
sepakat menerima keputusan itu disebut khawarij, dan khawarij menuding bahwa
Ali telah kafir, karena beliau mau menerima hasil keputusan muyawarah
(Tahkim/arbitrase), dan menga-baikan hukum Tuhan. Disibilah awal mula munculnya
aliran kalam.
c.
Sosial
Faktor
sosial juga menjadi salah satu sebab dari munculnya aliran kalam. Dalam hal ini
kita ambil contoh Qodariyah dan Jabariyah. Menurut para ahli sejarah kaum
Qadariyah hidup di padang pasir serba tandus yang kemudian menjadikan mereka
bersifat sederhana, baik dalam cara hidup maupun pemikiran. Keras hati, berani,
bersifat mendekat, tidak bergantung pada orang lain dan cenderung radikal,
bengis, suka pada kekerasan dan tak takut mati.
Lain
halnya dengan aliran Jabariyah, karna menurut para ahli bahwa faham ini sudah
lama ada sebelum Islam datang ke kota Arab, sosiologi masyarakat Arab yang pada
waktu itu bersifat serba sederhana dan jauh dari pengetahuan terpaksa
masyarakatnya menyesuaikan diri hidup dengan suasana padang pasir dengan
panasnya yang terik dan tanah pegunungan yang gundul dan tandus dan tidak bisa
ditanami dengan pepohonan, maka dalam keadaan demikian itulah mereka tidak
melihat banyak jalan untuk memperbaiki atau merobah keadaan mereka menjadi
lebih baik dan sesuai dengan kehendak mereka, pada akhirnya mereka merasa lemah
dan tak berkuasa dalam menghadapi kesukaran-kesukaran hidup yang ditimbulkan
oleh suasana padang pasir, sehingga dalam kehidupan sehari-hari mereka
bergatung pada kehendak Zat yang maha Pengasih dan Penyayang serta Pembina,
maka hal inilah kemudian yang menggiring pemahaman Jabariyah atau fatalism ke
dalam paradigma berfikir mereka yaitu kepatuhan, ketundukan dan pasrah kepada
kehendak Tuhan. Disamping itu, kuatnya iman terhadap qudrat dan iradat Allah
SWT, ditambah pula dengan sifat wahdaniyat-Nya juga mendorong kuatnya pola
fikir tersebut.
b. Dalil naqli mengenai ilmu tauhid
1. Al-Qur’an
a) Surat Al-Ikhlas
ö@è% uqèd ª!$# îymr& ÇÊÈ ª!$# ßyJ¢Á9$# ÇËÈ öNs9 ô$Î#t öNs9ur ôs9qã ÇÌÈ
öNs9ur `ä3t ¼ã&©! #·qàÿà2 7ymr& ÇÍÈ
Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. (1) Allah
adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (2) Dia tiada beranak
dan tidak pula diperanakkan, (3) Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan
Dia." (4)
b) Surat Al-Hasyir ayat 22-24
uqèd ª!$# Ï%©!$# Iw tm»s9Î) wÎ) uqèd ( ÞOÎ=»tã É=øtóø9$# Íoy»yg¤±9$#ur ( uqèd ß`»oH÷q§9$# ÞOÏm§9$# ÇËËÈ
uqèd ª!$# Ï%©!$# Iw tm»s9Î) wÎ) uqèd à7Î=yJø9$# â¨rà)ø9$# ãN»n=¡¡9$# ß`ÏB÷sßJø9$# ÚÆÏJøygßJø9$#
âÍyèø9$# â$¬6yfø9$# çÉi9x6tGßJø9$# 4 z`»ysö6ß «!$# $£Jtã cqà2Îô³ç ÇËÌÈ uqèd ª!$# ß,Î=»yø9$#
äÍ$t7ø9$# âÈhq|ÁßJø9$# ( ã&s! âä!$yJóF{$# 4Óo_ó¡ßsø9$# 4 ßxÎm7|¡ç ¼çms9 $tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur (
uqèdur âÍyèø9$# ÞOÅ3ptø:$# ÇËÍÈ
Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui
yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (22)
Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha
Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha
perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari
apa yang mereka persekutukan. (23) Dialah Allah yang Menciptakan, yang
Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya
apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(24)
c) Surat Ar-Rum ayat 30
óOÏ%r'sù y7ygô_ur ÈûïÏe$#Ï9 $ZÿÏZym 4 |NtôÜÏù «!$# ÓÉL©9$# tsÜsù }¨$¨Z9$# $pkön=tæ 4 w @Ïö7s? È,ù=yÜÏ9 «!$# 4
Ï9ºs ÚúïÏe$!$# ÞOÍhs)ø9$# ÆÅ3»s9ur usYò2r& Ĩ$¨Z9$# w tbqßJn=ôèt ÇÌÉÈ
“Maka
hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan
pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.”
d) Surat Al-Fajr ayat 27-30
$pkçJr'¯»t ß§øÿ¨Z9$# èp¨ZÍ´yJôÜßJø9$# ÇËÐÈ
ûÓÉëÅ_ö$# 4n<Î) Å7În/u ZpuÅÊ#u Zp¨ÅÊó£D ÇËÑÈ
Í?ä{÷$$sù
Îû Ï»t6Ïã ÇËÒÈ
Í?ä{÷$#ur ÓÉL¨Zy_ ÇÌÉÈ
“Hai jiwa
yang tenang. (27) Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya. (28) Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, (29) Masuklah
ke dalam syurga-Ku.”
e) Surat Al-Baqarah ayat 256
Iw on#tø.Î) Îû ÈûïÏe$!$# ( s% tû¨üt6¨? ßô©9$# z`ÏB ÄcÓxöø9$# 4 `yJsù öàÿõ3t ÏNqäó»©Ü9$$Î/ -ÆÏB÷sãur
«!$$Î/ Ïs)sù y7|¡ôJtGó$# Íouróãèø9$$Î/ 4s+øOâqø9$# w tP$|ÁÏÿR$# $olm; 3 ª!$#ur ììÏÿx îLìÎ=tæ ÇËÎÏÈ
“Tidak ada
paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi
Maha mengetahui.”
Komentar
Posting Komentar