a.
Dzalim
Zalim (Arab: ظلم, Dholim) dalam ajaran Islam adalah meletakkan sesuatu/perkara bukan pada
tempatnya. Orang yang berbuat zalim disebut zalimin dan lawan kata dari
zalim adalah adil. Kata
zalim berasal dari bahasa Arab, dengan huruf “dho la ma” (ظ ل م ) yang bermaksud
gelap. Di dalam al-Qur’an menggunakan kata zhulm selain itu juga digunakan
kata baghy, yang artinya juga sama dengan zalim yaitu melanggar haq
orang lain. Namun pengertian zalim lebih luas maknanya ketimbang baghyu,
tergantung kalimat yang disandarkannya. Kezaliman itu memiliki berbagai bentuk
di antaranya adalah syirik.
Kalimat zalim bisa juga digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis, tidak
berperikemanusiaan, suka melihat orang dalam penderitaan dan kesengsaraan,
melakukan kemungkaran, penganiayaan, kemusnahan harta benda, ketidak adilan dan
banyak lagi pengertian yang dapat diambil dari sifat zalim tersebut, yang mana
pada dasarnya sifat ini merupakan sifat yang keji dan hina, dan sangat
bertentangan dengan akhlak dan fitrah manusia, yang seharusnya menggunakan akal
untuk melakukan kebaikan. Firman Allah:
(#qà)¨?$#ur ZpuZ÷FÏù w ¨ûtùÅÁè? tûïÏ%©!$# (#qßJn=sß öNä3YÏB Zp¢¹!%s{ ( (#þqßJn=÷æ$#ur cr& ©!$# ßÏx© É>$s)Ïèø9$# ÇËÎÈ
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang
tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah
bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya.”
b.
Perbedaan
Mukmin dan Muslim
Sesungguhnya
perbedaan batasan antara Mukmin dan Muslim sama halnya dengan perbedaan batasan
Islam dan Iman. Dan ada kaidah yang dikatakan oleh para Ulama: bahwasanya
keduanya jika berkumpul dalam satu kalimat, artinya berbeda. Namun jika tidak
berkumpul maka artinya sama. Maka jika terdapat kata Islam dan Iman pada suatu
nash (baik Al-Qur’an atau Hadits), maka Islam maknanya amalan-amalan yang
nampak, sedangkan Iman adalah keyakinan dalam hati. Sebagaimana dalam Firman
Allah:
* ÏMs9$s% Ü>#{ôãF{$# $¨YtB#uä ( @è% öN©9 (#qãZÏB÷sè? `Å3»s9ur (#þqä9qè% $oYôJn=ór& $£Js9ur È@äzôt ß`»yJM}$# Îû öNä3Î/qè=è% ( bÎ)ur (#qãèÏÜè? ©!$# ¼ã&s!qßuur w Nä3÷GÎ=t ô`ÏiB öNä3Î=»yJôãr& $º«øx© 4 ¨bÎ) ©!$# Öqàÿxî îLìÏm§ ÇÊÍÈ
“Orang-orang Arab Badui itu berkata:
"Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi
Katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu;
dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi
sedikitpun pahala amalanmu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang."
Adapun jika disebutkan Islam saja, maka termasuk di dalamnya makna
Iman, sebagaimana Firman Allah:
¨bÎ) úïÏe$!$# yYÏã «!$# ÞO»n=óM}$# 3 $tBur y#n=tF÷z$# úïÏ%©!$# (#qè?ré& |=»tGÅ3ø9$# wÎ) .`ÏB Ï÷èt/ $tB ãNèduä!%y` ÞOù=Ïèø9$# $Jøót/ óOßgoY÷t/ 3 `tBur öàÿõ3t ÏM»t$t«Î/ «!$# cÎ*sù ©!$# ßìÎ| É>$|¡Ïtø:$# ÇÊÒÈ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi
Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab
kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada)
di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka
Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”
Dan jika disebutkan Iman saja, maka termasuk juga didalamnya makna
Islam, sebagaimana dalam Firman-Nya:
`tBur öàÿõ3t Ç`»uKM}$$Î/ ôs)sù xÝÎ6ym ¼ã&é#yJtã
“Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak
menerima hukum-hukum Islam) Maka hapuslah amalannya”
Berdasarkan penjelasan di atas, maka sesungguhnya setiap Mukmin
adalah Muslim, akan tetapi tidak setiap Muslim adalah Mukmin. Karenanya,
seorang munafik tetap dikatakan sebagai seorang muslim di dunia, padahal di
dalam hatinya tidak ada Iman. Dan jika orang munafik itu mati membawa
kemunafikannya, maka ia termasuk orang-orang yang merugi pada hari kiamat.
Komentar
Posting Komentar