a. Tauhid
Tauhid (Arab :توحيد), adalah
konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah. Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik merupakan konsekuensi dari kalimat syahadat yang telah diikrarkan oleh
seorang muslim. Seorang muslim meyakini bahwa tauhid adalah dasar Islam yang
paling agung dan hakikat Islam yang paling besar, dan merupakan salah satu
syarat diterimanya amal perbuatan disamping harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.
Berikut ini adalah dalil dari Qur'an mengenai keutamaan
dan keagungan tauhid, diantaranya adalah:
(#ÿräsªB$# öNèdu$t6ômr& öNßguZ»t6÷dâur $\/$t/ör& `ÏiB Âcrß «!$# yxÅ¡yJø9$#ur Æö/$# zNtötB !$tBur (#ÿrãÏBé& wÎ) (#ÿrßç6÷èuÏ9 $Yg»s9Î) #YÏmºur ( Hw tm»s9Î) wÎ) uqèd 4 ¼çmoY»ysö7ß $£Jtã cqà2Ìô±ç ÇÌÊÈ
“Mereka
menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain
Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam, Padahal mereka
hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”
b. Iman
Iman (bahasa Arab: الإيمان) secara etimologis berarti 'percaya'.
Perkataan iman (إيمان) diambil dari kata kerja 'aamana' (أمن) -- yukminu' (يؤمن) yang berarti 'percaya' atau
'membenarkan'. Definisi Iman berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan merupakan satu
kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan
sama dalam satu keyakinan, maka orang-orang beriman adalah mereka yang di dalam
hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman
dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip,
atau juga pandangan dan sikap hidup. Para imam dan ulama telah mendefinisikan istilah iman ini,
antara lain, seperti diucapkan oleh Imam Ali bin Abi Talib: "Iman itu ucapan dengan
lidah dan kepercayaan yang benar dengan hati dan perbuatan dengan
anggota." Aisyah r.a. berkata: "Iman kepada
Allah itu mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan mengerjakan
dengan anggota." Imam al-Ghazali menguraikan makna iman:
"Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu dengan hati dan
mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-anggota)."
Perkataan
iman yang berarti 'membenarkan' itu disebutkan dalam al-Quran, di antaranya dalam Surah At-Taubah ayat 62
cqàÿÎ=øts «!$$Î/ öNä3s9 öNà2qàÊ÷ãÏ9 ª!$#ur ÿ¼ã&è!qßuur Yymr& br& çnqàÊöã bÎ) (#qçR$2 úüÏZÏB÷sãB ÇÏËÈ
“Mereka
bersumpah kepada kamu dengan (nama) Allah untuk mencari keridhaanmu, Padahal
Allah dan Rasul-Nya Itulah yang lebih patut mereka cari keridhaannya jika
mereka adalah orang-orang yang mukmin.”
c. Kufur
Kufur secara bahasa berarti
menutupi. Sedangkan menurut syara', kufur adalah tidak beriman kepada
Allah Subhanahu waTa’ala dan RasulNya, baik dengan mendustakannya atau
tidak mendustakannya.
Kufur ada dua jenis : Kufur Besar
dan Kufur Kecil. Kufur Besar yaitu Kufur yang menyebabkan seseorang keluar dari
agama Islam. Firman Allah:
y7Ï9ºs öNåk¨Xr'Î/ (#qãZtB#uä §NèO (#rãxÿx. yìÎ7äÜsù 4n?tã öNÍkÍ5qè=è% óOßgsù w tbqßgs)øÿt ÇÌÈ
“Yang
demikian itu adalah karena bahwa Sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian
menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak
dapat mengerti.”
Kufur kecil yaitu kufur yang tidak
menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, dan ia adalah kufur amali. Kufur
amali ialah dosa-dosa yang disebutkan di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai
dosa-dosa kufur, tetapi tidak mencapai derajat kufur besar. Seperti kufur
nikmat, sebagaimana yang disebutkan dalam firmanNya. Firman Allah:
tbqèùÌ÷èt |MyJ÷èÏR «!$# ¢OèO $pktXrãÅ6Zã ãNèdçsYò2r&ur crãÏÿ»s3ø9$# ÇÑÌÈ
“Mereka
mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang kafir.”
d. Syirik
Syirik yaitu menyamakan selain
Allah dengan Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, yaitu hal-hal yang merupakan
kekhususan bagi Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah disamping berdo'a
kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih
(kurban), bernadzar, berdo'a dan sebagainya kepada selainNya. Karena itu,
barangsiapa menyembah selain Allah berarti ia meletakkan ibadah tidak pada
tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak, dan itu merupakan
kezhaliman yang paling besar. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
øÎ)ur tA$s% ß`»yJø)ä9 ¾ÏmÏZö/ew uqèdur ¼çmÝàÏèt ¢Óo_ç6»t w õ8Îô³è@ «!$$Î/ ( cÎ) x8÷Åe³9$# íOù=Ýàs9 ÒOÏàtã ÇÊÌÈ
“Dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
Allah tidak akan mengampuni orang
yang berbuat syirik kepadaNya, jika ia meninggal dunia dalam kemusyrikannya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
¨bÎ) ©!$# w ãÏÿøót br& x8uô³ç ¾ÏmÎ/ ãÏÿøótur $tB tbrß y7Ï9ºs `yJÏ9 âä!$t±o 4 `tBur õ8Îô³ç «!$$Î/ Ïs)sù #utIøù$# $¸JøOÎ) $¸JÏàtã ÇÍÑÈ
“Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”
Surga-pun Diharamkan Atas Orang
Musyrik. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
ôs)s9 txÿ2 úïÏ%©!$# (#þqä9$s% cÎ) ©!$# uqèd ßxÅ¡yJø9$# ßûøó$# zOtótB ( tA$s%ur ßxÅ¡yJø9$# ûÓÍ_t7»t @ÏäÂuó Î) (#rßç6ôã$# ©!$# În1u öNà6/uur ( ¼çm¯RÎ) `tB õ8Îô³ç «!$$Î/ ôs)sù tP§ym ª!$# Ïmøn=tã sp¨Yyfø9$# çm1urù'tBur â$¨Y9$# ( $tBur úüÏJÎ=»©à=Ï9 ô`ÏB 9$|ÁRr& ÇÐËÈ
“Sesungguhnya
telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al
masih putera Maryam", Padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani
Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu
seorang penolongpun.”
y7Ï9ºs yèd «!$# Ïöku ¾ÏmÎ/ `tB âä!$t±o ô`ÏB ¾ÍnÏ$t6Ïã 4 öqs9ur (#qä.uõ°r& xÝÎ6yss9 Oßg÷Ztã $¨B (#qçR%x. tbqè=yJ÷èt ÇÑÑÈ
“Itulah
petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya. seandainya mereka mempersekutukan
Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.”
Syirik adalah dosa besar yang
paling besar, kezhaliman yang paling zhalim dan kemungkaran yang paling
mungkar. masuk neraka.
Syirik Ada Dua Jenis : Syirik
Besar dan Syirik Kecil. Syirik besar bisa mengeluarkan pelakunya dari agama
Islam dan menjadikannya kekal di dalam Neraka, jika ia meninggal dunia dan
belum bertaubat daripadanya. Syirik besar adalah memalingkan sesuatu bentuk
ibadah kepada selain Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah atau
mendekatkan diri kepadanya dengan penyembelihan kurban atau nadzar untuk selain
Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap sesuatu selain
Allah, yang tidak kuasa memberikan manfaat maupun mudharat. Syirik Kecil.
Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi ia
mengurangi tauhid dan merupakan wasilah (perantara) kepada syirik besar.
e. Fasiq
Fasik secara etimologi berarti "keluar dari
sesuatu". Sedangkan secara terminologi berarti seseorang yang
menyaksikan, tetapi tidak meyakini dan melaksanakannya. Dalam agama Islam, pengertian dari fasik adalah orang yang
keluar dari ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya. Seseorang yang selalu melakukan dosa akan menganggap bahwa dosa adalah hal yang biasa dan sulit untuk
meninggalkannya. Dan, hal tersebut dapat membuat mereka keluar dari agama (murtad). Allah berfirman:
`yJsùr& tb%x. $YZÏB÷sãB `yJx. c%x. $Z)Å$sù 4 w tb¼âqtFó¡o ÇÊÑÈ $¨Br& tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏHxåur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# öNßgn=sù àM»¨Zy_ 3urù'yJø9$# KwâçR $yJÎ/ (#qçR%x. tbqè=yJ÷èt ÇÊÒÈ $¨Br&ur tûïÏ%©!$# (#qà)|¡sù ãNßg1urù'yJsù â$¨Y9$# ( !$yJ¯=ä. (#ÿrß#ur& br& (#qã_ãøs !$pk÷]ÏB (#rßÏãé& $pkÏù @Ï%ur öNßgs9 (#qè%rè z>#xtã Í$¨Z9$# Ï%©!$# OçFZä. ¾ÏmÎ/ cqç/Éjs3è? ÇËÉÈ
“Apakah orang-orang beriman itu sama dengan orang-orang yang fasik?
mereka tidak sama (18) Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh, Maka bagi mereka jannah tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa
yang mereka kerjakan. (19) Dan Adapun orang-orang yang Fasik (kafir) Maka
tempat mereka adalah Jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya,
mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: "Rasakanlah
siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya. (20)"
Fasiq dapat dibedakan menjadi 2 jenis :
1) Fasiq kecil yakni, seseorang yang
masih berbuat maksiat atau dosa namun masih memiliki iman dalam hatinya.
Seperti : menuduh perempuan baik berzina.
2) Fasiq besar yakni, seseoang yang
telah menyekutukan tuhannya karena perbuatan atau perkataan.
f. Murtakibul Kaba’ir
Kata ‘Al-Murtakib al-Kabair’, terdiri
atas dua kata, yakni kata ‘Al-Murtakib’ dan kata ‘al-Kabaair’.
Kata ‘Al-Murtakib’ berasal dari kata rakiba,
yarkabu, rukuban, murtakibun, kata yang bermakna ‘mengendarai dan
menunggang’. Dalam konteks ini, kata ini dimaknai sebagai ‘pelaku’. Sementara
kata al-Kabair’
berasal dari kata Kibrun, jamaknya Kabaair,
sebuah kata yang bermakna ‘dosa-dosa besar’. Dengan demikian, kata
‘Al-Murtakib
al-Kabair’ dalam tulisan ini adalah bermakna ‘pelaku dosa besar’.
Sesungguhnya orang yang melakukan dosa besar tidaklah menjadi kafir
jika dia termasuk ahli tauhid dan ikhlas. Tetapi ia adalah mukmin dengan
keimanannya dan fasik dengan dosa besarnya, dan ia berada di bawah kehendak
Allah. Apabila berkehendak, Dia mengampuninya dan apabila Ia berkehendak pula,
maka Ia menyiksa di Neraka karena dosanya, kemudian Ia mengeluarkannya dan
tidak menjadikannya kekal di Neraka. Firman Allah:
bÎ)ur Èb$tGxÿͬ!$sÛ z`ÏB tûüÏZÏB÷sßJø9$# (#qè=tGtGø%$# (#qßsÎ=ô¹r'sù $yJåks]÷t/ ( .bÎ*sù ôMtót/ $yJßg1y÷nÎ) n?tã 3t÷zW{$# (#qè=ÏG»s)sù ÓÉL©9$# ÓÈöö7s? 4Ó®Lym uäþÅ"s? #n<Î) ÌøBr& «!$# 4 bÎ*sù ôNuä!$sù (#qßsÎ=ô¹r'sù $yJåks]÷t/ ÉAôyèø9$$Î/ (#þqäÜÅ¡ø%r&ur ( ¨bÎ) ©!$# =Ïtä úüÏÜÅ¡ø)ßJø9$# ÇÒÈ $yJ¯RÎ) tbqãZÏB÷sßJø9$# ×ouq÷zÎ) (#qßsÎ=ô¹r'sù tû÷üt/ ö/ä3÷uqyzr& 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ÷/ä3ª=yès9 tbqçHxqöè? ÇÊÉÈ
“Dan
kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu
damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu melanggar Perjanjian terhadap
yang lain, hendaklah yang melanggar Perjanjian itu kamu perangi sampai surut
kembali pada perintah Allah. kalau Dia telah surut, damaikanlah antara keduanya
menurut keadilan, dan hendaklah kamu Berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang yang Berlaku adil. (9) Orang-orang beriman itu Sesungguhnya
bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu
itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
Komentar
Posting Komentar